Sharing tentang Tata Cara Pengolahan Pangan
Lembaga Pelatihan
Putri Rinjani NTB Studi Banding di Lab Pastry & Culinary Kampus Akpar
Majapahit
Hj Zainab --pengelola Lembaga Pelatihan Putri
Rinjani-- itu datang ke Surabaya didampingi bapak Ilud dan ibu Danny dari
Sahabat Usaha Rakyat. Kedatangan rombongan Hj. Zainab ke Kampus Akpar Majapahit
diterima langsung oleh Ir Juwono Saroso MM, Presdir Matoa Holding di ruang
kerjanya, Sabtu (31/10/2015) siang.
Ihwal kedatangan Hj Zainab ke Kota Pahlawan tidak
lepas dari hasil pertemuan Ir Juwono Saroso MM bersama delegasi Kadin Jatim
saat melakukan kunjungan kerja ke NTB, September silam. Ketika itu, rombongan
pengusaha anggota Kadin Jatim bertemu dengan sejumlah pengusaha kecil menengah
(UKM) asal NTB, salah satunya Hj Zainab, dalam suatu acara temu bisnis.
Ibu paro baya ini sangat terkesan dengan fasilitas
laboratorium di kampus yang dikelola Ir Juwono Saroso MM. Ini menambah
keyakinan dirinya untuk belajar lebih banyak seputar teknonologi pangan
termasuk di dalamnya teknik pengolahan pangan yang enak, higienis dan bisa
diterima pasar.
Masih menurut Hj Zainab, keberadaan Lembaga
Pelatihan Putri Rinjani lebih banyak menghelat pelatihan teknologi tepat guna
termasuk pengolahan pangan untuk warga yang tidak mampu di daerah Lombok dan
sekitarnya tanpa dipungut biaya alias free
of charge (FOC). Di lembaga itu, masyarakat setempat bisa belajar tentang pengolahan
daging sapi, jagung dan rumput laut (Pijar).
Pengolahan daging sapi dibuat abon dan dendeng,
sedangkan rumput laut diolah menjadi dodol dan jagung dijadikan snack tortilla
yang bahan utamanya dari jagung, rumput laut dan diperkaya dengan bumbu untuk
membuat snack dan aneka kripik dengan citarasa original, setengah pedas dan
pedas.
Keberadaan lembaga yang dipimpinnya juga
menjembatani petani rumput laut maupun petani jagung untuk mendapat hasil dari penjualan
usaha taninya dengan harga di atas harga tengkulak (pengepul) karena pihaknya
membeli hasil panen petani di atas harga pengepul.
Misalnya, harga rumput laut di tingkat petani Rp
4.000 per kg, pihaknya membeli dengan harga Rp 6.000 per kg, sedangkan
tengkulak hanya menghargai Rp 4.000 per kg sementara harga di pasaran bermain
pada kisaran Rp 8.000 per kg.
Disparitas harga rumput laut di pasaran inilah yang
memicu kesenjangan kesejahteraan petani dengan pihak pengepul yang pada
gilirannya membuat usaha tani rumput laut terpukul terutama pada saat musim
panen raya harganya malah anjlok.
Dengan memanfaatkan teknologi pengolahan pangan
sederhana, pihaknya bisa memberi nilai tambah (added value) dari pengolahan
daging sapi menjadi abon, rumput laut menjadi dodol dan jagung diolah menjadi
kripik jagung (tortilla), maka masyarakat kini mulai merasakan manfaatnya.
Namun kami belum puas terhadap citarasa produk abon,
dodol maupun tortilla yang kami produksi. Makanya kami datang ke kampus Akpar
Majapahit di Surabaya untuk mendapatkan berbagai masukan demi peningkatan
produk yang kami buat di masa mendatang,” tutur Hj. Zainab seraya menyerahkan
contoh produk tortilla dan dodol rumput laut kepada Ir Juwono Saroso MM,
Presdir Matoa Holding.
Setelah mencicipi kripik jagung (tortilla) produksi
Lembaga Pelatihan Putri Rinjani Lombok (NTB), citarasa rumput lautnya yang khas
belum terasa karena lebih didominasi oleh jagung. Oleh karena itu, pihaknya
siap berbagi pengalaman dengan pihak Putri Rinjani seputar tata cara membuat
tortila yang renyah dan enak rasanya sehingga bisa diterima pasar.
”Saya bersama tim Teknologi Pangan dari Akpar
Majapahit punya resep-resep ciamik untuk membuat abon dari daging sapi, dodol
rumput laut dan tortilla yang siap untuk di-share
dengan pihak Putri Rinjani. Kalau soal berbagi ilmu dengan pelaku usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM), kami tidak pelit karena jika mereka sukses dalam
menjalankan bisnisnya, kami tentu senang luar biasa,” pungkasnya.
Nah, tunggu apa lagi, silakan berkonsultasi dengan Tim
Teknologi Pangan Akpar Majapahit Surabaya Jl Raya Jemursari No. 244 Surabaya,
Telp. (031) 8433224-25, 8480821-22, jika Anda ingin mengembangkan bisnis pengolahan
pangan yang berkualitas dan produknya
bisa diterima pasar. (ahn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar