Upaya
Pemprov Papua Meningkatkan Ketrampilan dan Kemampuan Menciptakan Wirausaha
Pelaku Usaha Mikro (Naskah 1 dari Dua Tulisan)
15 Pelaku Usaha Mikro Praktik Membuat Olahan Tuna, Olahan Jamur, Cookies, Mie Merah Alami, Siomay dan Es Krim Buah Merah di Kampus Akpar Majapahit
SELAMA
empat
hari –terhitung mulai Senin (12/10/2015) sampai Kamis (15/10/2015), 15 pelaku
usaha mikro binaan Biro Perekonomian Pemprov Papua mengikuti pelatihan membuat
olahan tuna, olahan jamur, aneka cookies, mie merah alami, siomay dan es krim
buah merah di dapur uji Akpar Majapahit Jl Raya Jemursari No. 244 Surabaya.
Kehadiran 15 orang pelaku
usaha mikro dari Papua dipimpin langsung oleh Karo Perekonomian Pemprov Papua
Rika Monim bersama anak buahnya seperti Bramantyo Wardhana Ap, MSi (Biro
Perekonomian dan SDA Setdaprov Papua), Ir Maria Andini MM (Disperindag Papua),
Ir Leonor Tomasua (Dinas Koperasi dan UMKM Papua) serta beberapa staf yang
lain.
Kegiatan hari pertama
(Senin, 12/10/2015) yang dikemas dalam bentuk Rapat Teknis dan Kunjungan
Lapangan Pelaku Usaha Mikro dalam rangka Meningkatkan Ketrampilan dan Kemampuan
Menciptakan Wirausaha itu diawali dengan acara seremonial di ruang pertemuan
Kampus Akpar Majapahit.
Acara pembukaan rapat teknis
itu dipimpin Karo Perekonomian Pemprov Papua Rika Monim dan juga dihadiri
Presdir Matoa Holding –pengelola Akpar Majapahit—Ir Juwono Saroso MM dan
sejumlah stafnya.
Dalam arahannya, Rika Monim
mengatakan, pihaknya membawa 15 orang pelaku usaha mikro dari Papua, untuk
belajar langsung dari ahlinya. Kegiatan ini sekaligus sebagai tindak lanjut
dari program kerja Pemprov Papua yang menggulirkan Program Berdaya Mas dan
Prospek.
Program tersebut bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan SDM Papua untuk mengolah SDA yang melimpah seperti
hasil laut (ikan tuna), hasil perkebunan (buah merah, sagu) menjadi produk yang
punya nilai tambah. Sehingga, masyarakat Papua mendapat keuntungan secara
ekonomi atas pemanfaatan SDA tersebut.
Buah merah, misalnya. Produk
asli Papua ini diharapkan menjadi produk unggulan jika bisa dimanfaatkan untuk
menunjang perekonomian masyarakat. Pasalnya, menurut hasil kajian dan
penelitian Akpar Majapahit, buah merah bisa dikreasi menjadi aneka makanan yang
enak dan lezat seperti mie (noddle), siomay,
cookies, es krim.
Jika makanan olahan dari
buah merah itu sukses dikembangkan di sana, maka tidak menutup kemungkinan
makanan olahan dari buah merah akan diterima oleh pelaku usaha kuliner maupun
pebisnis perhotelan di Papua.
”Karena itu jika konsumsi
masyarakat tumbuh, otomatis pendapatan asli daerah (PAD) Provinsi Papua juga
akan terdongkrak. Jika PAD meningkat, bisa dimanfaatkan untuk membiayai
pembangunan di wilayah Papua dan sekitarnya,”
cetus Rika Monim saat memberikan arahan kepada peserta pelatihan.
Dalam pelatihan kali ini
peserta selain dibekali pengenalan bahan dan cara pembuatan, juga diajarkan
bagaimana cara menghitung proses produksi sampai dengan menghitung laba rugi
atau break even point (BEP) sebuah
usaha mikro.
”Kami juga mengajak seorang
dosen dari Perguruan Tinggi di Papua
untuk menjembatani agar peserta pelatihan –15 oran pelaku usaha mikro yang
semuanya perempuan—paham rumus-rumus dan cara menghitung bahan yang benar. Kami
pun melibatkan staf dari Biro Perekonomian dan teman-teman dari SKPD seperti
Dinas Koperasi dan UMKM, Disperindag, dan Dispenda,” terang wanita paro baya
ini.
Bramantyo Warhana dari Biro
Perekonomian dan SDA Setdaprov Papua, mengatakan, pihaknya mengajak 15 pelaku
usaha mikro dari Papua ke Surabaya (Jatim) ini untuk mengubah mind set mereka
bagaimana cara mengolah hasil alam yang melimpah di Papua sehingga punya nilai
ekonomi tinggi dari sebelumnya.
Proyek percontohan (pilot project) ini merupakan langkah
awal dari pihak pemda untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan pelaku usaha
mikro dalam berwirausaha yang baik dan benar.
”Untuk itu, mereka kami ajak
belajar langsung dari ahlinya yakni teman-teman dari Akpar Majapahit.
Sekembalinya dari pelatihan ini kami bersama teman-teman dari SKPD akan terus melakukan pendampingan sehingga
mereka benar-benar menjadi pelaku usaha mikro yang tangguh dan berkembang,”
kata Bram, sapaan karib Bramantyo Wardhana.
Ir Maria Andini MM dari
Disperidag Papua menambahkan, pelatihan teknologi pangan kepada pelaku usaha
mikro ini agar mereka paham bagaimana mengeloh bahan pangan –ikan tuna,
tengiri, jamur, daging ayam, sagu, singkong, buah merah hingga bahan-bahan
untuk pembuatan roti seperti tepung, butter cream, susu— secara higienis dan
mengutamakan kebersihan saat mengolah bahan pangan tersebut.
Dalam kesempatan itu Presdir
PT Matoa Bintang Anugerah Ir Juwono Saroso MM mengungkapkan, pelatihan teknologi pangan yang
akan diajarkan kepada 15 pelaku usaha mikro dari Papua ini merupakan tindak
lanjut dari kunjungan kerjanya bersama Kadin Jatim ke Papua tahun 2014 lalu
atas undangan Pemprov Papua.
Dalam pelatihan hari pertama
(Senin, 12/10/2015) siang, peserta diajarkan cara membuat aneka olahan tuna
(amplang tuna, amplang tengiri dan tuna crispy), cookies vanilla (bentuk pohon
natal, aneka buah), lidah kucing, lidah kucing rainbow, lidah kucing dari buah
merah dengan instruktur Evie Mulyasari Dewi dan jajarannya.
Naomi Café & Resto
Setelah
puas menikmati Coffee Time di Naomi, rombongan melanjutkan agenda kunjungan
lapangannya ke Sentra Pembibitan dan Pembudidayaan Jamur Tiram di Pacet.
Mojokerto milik Taufik Mikhrozin.
Peserta diajak untuk mengetahui proses pembibitan dan pembudidayaan jamur
tiram.
Untuk membuat jamur crispy
yang renyah, instruktur dari Akpar Majapahit, Nursanti dan Ir Indah Fitriana
berbagai pengalaman dengan 15 orang pelaku usaha mikro asal Papua. Peserta
diajak mempraktikkan langsung bagaimana membuat olahan jamur tiram yang enak
dan renyah kemudian mengemaskan dalam stereofoam sehingga tampilannya menjadi
layak jual.
Salah satu rahasia membuat
jamur crispy yang renyah adalah dari bahan perenyahnya atau biasa disebut
improver. Bahan perenyah ini bisa diperoleh di toko 9 (kelompok usaha dengan
Akpar Majapahit) atau toko-toko roti dan kue serta swalayan terdekat.
Selain itu, peserta juga
diajak mengunjungi perajin sepatu milik Anik Nurtiana di Mojokerto. Peserta bisa melihat langsung cara pembuatan sepatu
mulai pemilihan bahan, me-lasting, teknik sol sepatu hingga proses
finishing-nya dengan dipandu Anik Nurtiana dan Ir Juwono Saroso MM.
Setelah puas melihat proses
pembuatan sepatu, peserta bisa memilih aneka sepatu, sandal, tas kulit, dompet,
yang di-display di toko Priti
Collection. Koleksi sepatu, sandal, tas kulit dan dompet dari perajin sepatu di
Mojokerto tersebut memancing rombongan tamu dari Papua untuk ramai-ramai
memborong sejumlah koleksi terbaru hasil kreasi home industry sepatu tersebut.
Kunjungan lapangan rombongan
tamu dari Papua pada hari kedua dipungkasi dengan perjalanan pulang ke Surabaya
untuk makan malam Tristar Kitchen di City of Tomorrow (Cito) Mall lantai Upper
Ground UBS 29-30, Bundaran Waru Surabaya, Telp. (031) 5825 1388. (ahn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar