twitter

Sekolah Kuliner dan D3 Perhotelan

Surabaya - Graha Tristar
Jln. Raya Jemursari 244 Surabaya.
D3 Tataboga, Perhotelan & Pariwisata

West Campus - Gedung IEU
Raya Dukuh Kupang 157B
S1 International Culinary Business

Kampus B Tristar -
Jl. Kaliwaron 58-60, Surabaya
D3 Tataboga, Perhotelan & Pariwisata
S1 Culinary Business

Informasi
Telp. +62-31 8433224 & 8433225. HP. 08233752227 - 081234506326.
PIN BB: 2A6A1F4E - 2B425821

Jakarta - Kampus Tristar BSD
S1 Culinary Business
S1 Food Technology
S1 Hotel Management
Telp: 021-5380668.
HP: 081286358533. PIN BB: 2A96E298.
Fax: 021-53155652.
Ruko BSD Sektor 7. Blok RL 31-33.
Serpong - Tangerang

Resep Kreasi Mahasiswa
Akpar Majapahit

Cooking With The Chef

VCD Tutorial Memasak. Info dan Pemesanan: 031-8480821-22. 0813 3200 3300.

S1 Teknologi Pangan

Kolaborasi Tristar Insitute dan Unitomo Surabaya.

Pages

Selasa, 25 Agustus 2015

12 Dosen Akpar Majapahit Lulus S2 dengan Predikat Memuaskan

12 Dosen Akpar Majapahit Lulus S2 dengan Predikat Memuaskan

PRESTASI membanggakan diukir oleh Akpar Majapahit Surabaya, setelah sembilan dosen yang mengambil program S2 Magister Pariwisata di STP Trisakti Jakarta dan tiga dosen lainnya mengambil S2 Magister Management di STIE Mahardika Surabaya dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan (nilai B+ sampai A).

Dengan  kelulusan itu, maka 12 dosen yang mengambil program pascasarjana tersebut sekarang berhak menyandang gelar Magister Pariwisata (M.Par) dan Magister Management (MM). Mereka yang mengambil S2 di STP Trisakti Jakarta akan diwisuda pada 8 Oktober 2015 di TMII Jakarta.

Ke-12 dosen itu adalah Otje Herman Wibowo A.Md, SE, M.Par, Dewi Mariyanah M.Par, Mahmudi M.Par, Renny Savitri M.Par, Hendrik Adrianus SE, M.Par, Hardito M.Par, Paulus Sutrisno M.Par, Agus Sudarsono M.Par,  R. Bagus Handoko S.Pd, M.Par, Ir Juwono Saroso MM, Ari Purwanto, S.Par, MM, dan Yanuar Kadaryanto S.Par, MM.

Keberhasilan mereka menyelesaikan kuliah pascasarjana di STP Trisakti Jakarta dan STIE Mahardika Surabaya merupakan upaya pihak Akpar Majapahit yang ingin memenuhi persyaratan Ditjen Dikti. Sesuai ketentuan Ditjen Dikti, dosen Akpar Majapahit yang bergelar S2 Perhotelan minimal enam orang dan yang bergelar S2 Pariwisata juga enam orang. 

”Nah, setelah menyandang gelar Magister Pariwisata, maka para dosen itu punya kompetensi untuk mengajar sesuai dengan bidang keilmuannya (linier),“ kata Otje Herman Wibowo, A.Md, SE, M.Par, Asisten Direktur II Bidang Keuangan, Kepegawaian dan Umum Akpar Majapahit ketika ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Masih kata Otje, sesuai ketentuan Ditjen Dikti, pengajar di Akpar Majapahit yang baru menyandang D3 jenjangnya hanya sebagai instruktur, sedangkan pengajar yang baru bergelar S1 hanya berhak menjadi asisten dosen dan mereka yang menjadi dosen penuh adalah yang telah menempuh program pascasarjana (S2).

”Setelah meraih gelar S2, ke-12 dosen Akpar Majapahit itu akan kami ajukan ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk mendapatkan sertitikasi profesi agar kompetensi mereka mengajar diakui secara nasional,” terang Chef Otje, sapaan karibnya.

Untuk program beasiswa yang akan datang, pihak Yayasan Prasetya Eka Mandiri –yang mengelola Akpar Majapahit— ancang-ancang akan menyekolahkan empat dosen berpretasi pada tahun akademik 2015/2016.


Menurut owner Akpar Majapahit Ir Juwono Saroso MM, lembaganya saat ini sedang menyeleksi beberapa dosen muda berprestasi yang saat ini masih bergelar S1 akan dikuliahkan ke jenjang lebih tinggi tahun depan. Pasalnya, lembaga pendidikan yang dikelolanya ingin memenuhi kecukupan rasio antara dosen dan mahasiswa yang kuliah di Akpar Majapahit.


”Dengan semakin banyaknya dosen Akpar Majapahit yang bergelar Magister Pariwisata dan Magister Perhotelan, maka kami optimistis jika mutu lembaga pendidikan yang berkampus di Jl Jemursari 244 Surabaya ini semakin meningkat,”  tandasnya. (ahn)

Berkat Bumbu Jangkep, Chef Bagus Handoko Sukses Raih Gelar Magister Pariwisata

Berkat Bumbu Jangkep, Chef Bagus Handoko Sukses Raih Gelar Magister Pariwisata

CHEF R Bagus Handoko SPd, M.Par, merupakan sosok dosen yang penampilannya sedikit berbeda dibanding dosen yang lain di lingkungan kampus Akpar Majapahit yang berlokasi di Jl Jemursari 244 Surabaya.

Penampilan Chef Bagus Handoko yang akrab dengan gaya ala militer --karena dia juga dipercaya institusinya untuk mengajar masak (culinary) di Akademi Angkatan Laut (AAL)—membuatnya berbeda dengan koleganya yang lain. Selain soal penampilan, lelaki kelahiran Semarang 1969 silam, juga peduli terhadap bidang kuliner yang digeluti sehari-hari terutama keberadaan bumbu jangkep.

Tak salah jika dalam berbagai kesempatan mengajar atau demo masak (cooking exhibition), Chef Bagus Handoko sering mengangkat masakan Indonesia Authentic bertema Bumbu Jangkep Indonesia.

Bumbu jangkep ini selain dikenalkan kepada mahasiswa International Culinary Business Tristar-IEU, peserta Tristar Cruise Training Centre (TCTC) Jl Prapen Indah J-5, mahasiswa Akpar Majapahit Jl Jemursari 244 Surabaya, mahasiswa Community College Tristar di Jl Kaliwaron, juga kepada Taruna AAL Bumimoro Surabaya.

Chef Bagus, demikian dia biasa disapa, menjelaskan, bumbu jangkep Indonesia yang merupakan warisan budaya leluhur Jawa dalam bidang kuliner, yang diwariskan turun temurun (dalam bahasa tutur), sehingga keberadaannya kini sulit dilacak.

Nah kegigihannya dalam menyosialisasikan bumbu jangkep terus dibawanya saat menempuh kuliah pascasarjana, S2 Magister Pariwisata, di STP Trisakti Jakarta. Ketika membuat tugas akhir dalam penulisan tesisnya, Chef Bagus Handoko mengangkat judul ”Bumbu Jangkep, Kategorisasi Bumbu Dasar Masakan jawa Tengah dan Jawa Timur”.

”Selain mengangkat bumbu jangkep dalam judul tesisnya, saya juga termotivasi untuk tiada henti memperkenalkan kembali Bumbu Jangkep kepada ibu-ibu dan generasi muda. Bahkan bumbu jangkep sejak dua tahun terakhir juga diajarkan kepada taruna AAL (TNI-AL) pada mata kuliah Perwismaan dan Ilmu Gizi,” jelas Chef Bagus.

Chef Bagus Handoko  pun kini berhak menyandang gelar Magister Pariwisata setelah lulus ujian tesis di kampus STP Trisakti Jakarta dengan nilai A (dengan predikat memuaskan) pada 13 Agustus 2015 lalu. Keberhasilan Chef Bagus Handoko dalam mempertahankan tesisnya juga diapresiasi oleh para dosen penguji dari STP Trisakti, bahwa bumbu jangkep yang diangkat dalam tesisnya merupakan sesuatu yang asli (original), pertama dan belum pernah diapresiasi dalam jurnal-jurnal ilmiah manapun di Indonesia.Tentu saja sukses ini merupakan kado istimewa bagi Chef Bagus Handoko dan keluarganya, juga turut mengharumkan nama Akpar Majapahit.

Untuk memuluskan penyusunan tesis sebagai persyarat kelulusan S2-nya, Chef Bagus Handoko yang dibimbing Djoko  Sudibyo SE, MM, PhD (Direktur Program Pascasarjana STP Trisakti Jakarta) dan Chondro Suryono SE, MM., rajin blusukan ke Keraton Ngajogjakarta Jogja.

Saat pengumpulan data penelitian,  salah satu narasumber dari keraton yang punya andil besar adalah Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Tedjokusumo. Jabatannya di keraton adalah Pengageng Kerso Ndalem.

Dari penjelasan KRT Tedjokusumo terungkap bahwa bumbu jangkep di lingkungan keraton telah diwariskan turun temurun kepada koki keraton dan keluarganya. Tetapi, warisan leluhur kuliner asli Indonesia itu tidak tersaji dalam bentuk tulisan, melainkan hanya dituturkan saja, sehingga yang paham tentang bumbu jangkep hanya kalangan terbatas.

Bumbu jangkep meliputi bumbu dasar, bumbu pelengkap, dedaunan daan bumbu ciri khas. Dengan konsep seperti itu maka masak apapun menjadi mudah. Terbukti hal ini sukses diaplikasikan di dapur kapal perang ketika berlayar dalam jangka waktu lama (satu bulan lebih).

Pasalnya, bumbu jangkep tersebut sudah di-preparation di base camp dan dibekukan dalam ruang pendingin. Ketika mau memasak, bumbu yang sudah dipilah-pilah tersebut tinggal diambil karena sudah dipilah mana bumbu dasar putih (sayur lodeh, soto betawi, opor ayam), bumbu dasar merah (rendang, krengsengan), bumbu dasar kuning (soto ayam lamongan, kare, pepes) dan bumbu dasar oranye (gulai, rawon).

Di pasaran, bumbu jangkep sudah diterjemahkan pihak produsen dalam bentuk bumbu instan dengan berbagai merek seperti Indofood, Bamboo, dan yang lainnya. Bumbu jangkep terbukti telah menambah khasanah kekayaan kuliner asli Indonesia.


Dari penelitian tesisnya itu, Chef Bagus Handoko merangkum kesimpulannya sebagai berikut: (1). Pengaruh bahan-bahan tradisional terhadap bumbu jangkep adalah meningkatkan rasa, aroma, warna tekstur dalam setiap masakan. (2). Bumbu jangkep dapat dipergunakan sebagai penyedap mempengaruhi hasil uji hedonik akan warna, aroma, rasa dan tesktur yang baik.  (3). Penggunaan bumbu jangkep dalam masakan akan mempertahankan khasanah kekayaan kuliner asli Indonesia. (4). Penggunaan bumbu jangkep –karena bahan-bahannya dari herbal-- di samping membuat masakan semakin enak dan bisa berpengaruh pada aspek kesehatan. (ahn)

Pengusaha Makassar Belajar Membuat Sepeda Air dari Fiberglass di Tristar Institute

Pengusaha Makassar Belajar Membuat Sepeda Air dari Fiberglass di Tristar Institute

TRISTAR Institute kembali mendapat kepercayaan dari masyarakat yang ingin belajar sekaligus praktik langsung cara membuat sepeda air bagi pemula. Kali ini kepercayaan datang dari Adi Nugroho dan Yus Lengkong, pengusaha dari Makassar yang ingin merintis usaha pembuatan sepeda air dan perahu boat dari fiberglass di Sulawesi Selatan.


Mereka tertarik belajar membuat sepeda air dari bahan fiberglass di Tristar Institute setelah searching melalui layanan internet dan mendapat informasi dari pihak Tristar Institute cq Kampus Akpar Majapahit kalau lembaga pendidikan yang berkantor di Jl Jemursari 244 Surabaya ini juga melayani workshop membuat sepeda air dari fiberglass selama 4 hari mulai 19-22 Agustus 2015.

Tristar Institute sebelumnya juga sukses menghelat pelatihan membuat speedboat dari fiberglass yang diikuti sejumlah karyawan perusahaan pembudidayaan mutiara dari Maluku. Tujuan pelatihan itu untuk menjawab keinginan pihak perusahaan yang berencana membuat sendiri speedboat untuk patroli di area pembudidayaan mutiara. Perahu boat itu juga untuk menunjang operasional harian mengingat speedboat itu merupakan moda angkutan laut yang paling andal di lapangan.

Saat peserta workshop itu berdiskusi dengan M Ashari, instruktur dari Tristar Institute terungkap bahwa dua peserta workshop ini –Adi Nugroho dan Yus Lengkong-- selain berminat untuk belajar membuat sepeda air dari bahan fiberglass, juga ke depannya ingin mengembangkan usaha membuat perahu boat dari bahan yang sama di Makassar, mengingat peluang bisnis ini di Sulawesi Selatan dan kawasan Indonesia Timur masih terbuka lebar.

Adi Nugroho maupun Yus Lengkong sendiri mengakui bahwa praktik membuat sepeda air dari bahan fiberglass tidak berbeda jauh dengan praktik membuat speedboat karena bahan utamanya sama yakni fiberglass makanya mereka memilih paket pelatihan membuat sepeda air dari fiberglass yang lebih sederhana, tidak seribet membuat perahu boat.

Bahan fiberglass diyakini memiliki banyak kelebihan  daripada bahan lain seperti bahan logam. Kelebihan lainnya adalah harga fiberglass lebih murah, mudah dibentuk dan tentu saja lebih ringan, fleksibel dan cukup kuat. Benda-benda yang dapat dibuat dari bahan fiberglass sangatlah beragam mulai dari souvenir, aksesoris kendaraan, bahan bangunan sampai perahu fiberglass.

Dalam kesempatan itu, M Ashari menerangkan, peserta workshop sepeda air dari fiberglass diajarkan mulai pengenalan bahan, cara membuat cetakan, proses membuat sepeda air dari awal hingga finishing.

Bahan baku yang dikenalkan kepada peserta antara lain:

1. Aerosil 200 (perekat cetakan agar fiberglass menjadi kuat dan tidak mudah pecah). 

2. Resin (senyawa polimer yang memiliki banyak ikatan karbon). Di pasaran, ada beberapa jenis Resin yang ditawarkan dengan harga bervariasi mulai Rp 27 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogramnya. Ada jenis Resin 108, Resin 3126, Resin 157 BQTN, Resin 2668, Resin 835, Resin 825, dan Resin 29Q.

3. Katalis, merupakan cairan jernih berbau menyengat yang berfungsi sebagai katalisator agar resin lebih cepat mengeras.

4. Pigment, zat pewarna saat bahan fiberglass dicampur. Umumnya pemilihan warnya untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.

5. Mat dan WR berfungsi sebagai pelapis campuran adonan dasar fiberglass sehingga struktur unsure kimia tersebut bersenyawa dan mengeras. Mat berfungsi sebagai pengikat. Akibatnya fiberglass menjadi kuat dan tidak getas.

6. Talk, sesuai namanya bahan ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu. Berfungsi sebagai campuran adonan fiberglass agar keras dan agak lentur.

7. Aseton, bahan pengganti thinner A untuk mencampur resin yang terlalu kental agar lebih encer sehingga pembentukan fiberglass lebih gampang dan cepat kering.

8. Cobalt, cairan kimia berwarna kebiruan berfungsi sebagai bahan aktif pencampur katalis agar cepat kering.

9. DVA, cairan kimia berwarna biru menyerupai spiritus yang berfungsi untuk melapis antara master mal (cetakan) dengan bahan fiberglass. Tujuannya agar kedua bahan tersebut tidak saling menempel. Sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan mudah dari master mal atau cetakannya.

10. Bahan lainnya adalah mirror glass (sejenis malam atau vaselin) dan dempul untuk menutup dan meratakan dinding perahu atau sepeda air sebelum dicat.

“”Dalam pelatihan kali ini kami selain mengajarkan cara membuat cetakan dari bahan sterrofoam (gabus) hingga jadi, juga memberi solusi kepada peserta workshop jika dalam perjalanannya nanti mengalami kesulitan, kami sanggup menyediakan cetakan yang bisa digunakan berulang-ulang,” kata Ashari yang punya workshop sendiri di kawasan Keputih, Surabaya.

Untuk membuat satu unit sepeda air, biaya produksinya sekitar Rp 6 jutaan, termasuk biaya membuat cetakan dan ongkos tenaga kerjanya. Di pasaran, pihaknya mematok harga Rp 10 jutaan per unit sepeda air. Bahkan  untuk ukuran yang lebih besar harganya mencapai Rp 12 jutaan per unit.


”Bisnis membuat sepeda air menjanjikan keuntungan maksimum 40 persen. Jadi bisnis ini sangat prospektif terutama bagi pebisnis yang tertarik menyediakan berbagai model sepeda air untuk memenuhi kebutuhan sarana transportasi mainan di area wisata air,” pungkasnya. (ahn)

Akpar Majapahit Implementasikan Modul Baru Program Studi Culinary

Akpar Majapahit Implementasikan Modul Baru Program Studi Culinary

AKPAR Majapahit yang berkampus di Jl Jemursari 244 Surabaya, terus berkreasi sekaligus meng-up date modul pembelajaran pada program studi kuliner demi meningkatkan kompetensi mahasiswa menyikapi trend industri kuliner yang berkembang pesat akhir-a
khir ini.

Dosen Akpar Majapahit Ari Purwanto S.St Par. MM mengatakan itu usai menemui Presdir Matoa Holding Ir Juwono Saroso MM di ruang kerjanya, kemarin (18/08/2015), sehubungan dengan diberlakukannya modul pembelajaran baru program studi kuliner bagi mahasiswa jurusan culinary di kampus Akpar Majapahit sejak Mei 2015 lalu.

Chef Ari Purwanto, yang baru saja menyelesaikan studi S2 Magister Management di salah satu perguruan tinggi ternama di Surabaya, menuturkan, semangat untuk mengimplementasi modul baru di lingkungan kampus Akpar Majapahit setelah pihaknya melakukan studi banding dengan lembaga perguruan tinggi, kalangan dunia usaha dan praktisi bisnis kuliner di Surabaya.

Menurut chef Ari Purwanto, modul baru ini merupakan penyempurnaan dari modul standar yang sebelumnya diterapkan dosen kepada mahasiswa. Pada modul yang lama dalam setiap kelas yang berisi 16-20 mahasiswa, dibentuk 4-5 kelompok, di mana setiap kelompok anggotanya terdiri dari 4 mahasiswa. Setiap kelompok wajib membuat tiga macam masakan per harinya.

Kelemahannya ada mahasiswa yang tidak kebagian jatah memasak, sehingga mereka hanya sekadar membantu menyiapkan bahan-bahan sebelum praktik masak.Namun tidak sedikit mahasiswa yang hanya numpang kerja temannya dalam satu tim.

Fakta ini merupakan salah satu dasar pertimbangan kenapa pihaknya memberlakukan modul yang baru tersebut yakni membuat kelompok kecil terdiri dua mahasiswa, sehingga dalam satu kelas ada 8-10 kelompok kecil. Setiap kelompok kecil ditugasi membuat dua macam masakan. Setiap masakan dikerjakan satu mahasiswa.

Ini berarti setiap mahasiswa harus bisa bekerja sendiri tanpa bantuan teman meskipun dalam satu tim (kelompok kecil). Mereka bertanggung jawab atas masakannya sendiri. Setelah hasil kerjanya dinilai dosen, dua masakan tersebut bisa dibawa pulang untuk ditunjukkan kepada orang tuanya masing-masing. Dengan demikian, orang tua bisa memonitor hasil karya putra putrinya selama kuliah.

Selain itu, untuk meningkatkan kompetisi antarmahasiswa dalam satu kelas maupun antarkelas, pihak kampus juga menerapkan battle system. Sistem ini memungkinkan dilakukan perlombaan antarmahasiswa di internal kelas masing-masing, juga lomba masak antarkelas yang dihelat setiap bulan.

Battle system ini bertujuan untuk memacu kreativitas para mahasiswa sehingga mereka bisa selalu tampil kompetitif baik saat masih kuliah maupun terjun di lingkungan kerjanya masing-masing,” kata chef Ari Purwanto.

Masih menurut chef Ari, modul baru ini bertujuan meningkatkan kompetensi mahasiswa jurusan culinary yang kelak terjun di masyarakat. Modul baru ini sebelumnya juga sudah disosialisasikan kepada kalangan dosen di lingkungan Akpar Majapahit.

Tak pelak lagi jika pengimplementasi modul baru ini langsung disambut suka cita oleh owner Akpar Majapahit Ir Juwono Saroso dan diapresiasi oleh sejumlah dosen seperti Chef Yuda Agustian, Chef Yanuar Kadaryanto, Chef R Bagus Handoko, Chef Boediono Koeswadi, Chef Adeline Nadia Daniel, Chef Cindra Siendharta.

Chef Boediono Koeswadi, menilai modul pembelajaran baru yang diterapkan kepada mahasiswa jurusan culinary Akpar Majapahit beberapa bulan terakhir ini memberi dampak positif bagi dosen maupun mahasiswa karena pihak lembaga (diwakili dosen) bisa mengetahui secara pasti hasil karya dan kreativitas setiap mahasiswa.

Jika ada mahasiswa yang kesulitan, pihaknya bisa langsung memberi pendampingan sekaligus mencarikan solusinya. Dengan demikian kemandirian dan keberanian mahasiswa juga tumbuh saat dia harus praktik memasak sendiri. Kepercayaan diri mahasiswa juga meningkatkan saat dosen menyodorkan resep masakan yang harus dipraktikkannya pada hari itu.

Selain itu, tambah Chef Boediono, pada saat dihelat battle system, setiap kelompok kecil yang diadu dengan kelompok lain dituntut untuk tetap kompak alias team work-nya harus bagus dan senantiasa menjaga fair play (persaingan sehat).

Sehingga dalam setiap perhelatan lomba-lomba masak yang menuntut kreativitas baru dari setiap anggota tim. Tim yang kalah dalam lomba itu  kena punishment berupa piket seperti membersihkan dapur, cuci piring (general cleaning kitchen) selama 30 menit. ”Nah inilah serunya modul baru yang telah kami berlakukan kepada mahasiswa jurusan Culinary Akpar Majapahit. Antusiasme mahasiswa pun meningkat karena mereka jadi semakin termotivasi untuk menampilkan kreasi terbaiknya,” ujar chef Boediono.

Presdir Matoa Holding Ir Juwono Saroso MM yang juga owner Akpar Majapahit sangat men-support setiap ide kreatif yang datang dari dosen maupun karyawan, termasuk usulan menerapkan modul pengajaran baru kepada mahasiswa jurusan Culinary di lingkungan Kampus Akpar Majapahit.

Konsekuensi dari implementasi modul baru tersebut, pihak yayasan baru-baru ini menambah jumlah kompor dan peralatan dapur yang dipakai untuk praktik mahasiswa, juga belanja bahan untuk masak memasak juga meningkat sampai 50 persen dari sebelumnya.


”Namun penambahan investasi peralatan dan belanja kebutuhan praktik masak memasak mahasiswa masih tertutupi oleh kenaikan uang kuliah mahasiswa. Jadi bagi kami nggak ada masalah senyampang semuanya itu demi kebaikan lembaga, dosen dan mahasiswa sendiri,” pungkasnya. (ahn)

Tristar Machinery Sedia Mesin Pengemas Vakum

Tristar Machinery Sedia Mesin Pengemas Vakum

UNTUK merespons permintaan pasar di Jatim dan Indonesia Bagian Timur, Tristar Machinery –unit usaha di bawah bendera Matoa Holding-- kini menyediakan mesin vacuum packager atau mesin pengemas vakum yang berbentuk mini portable maupun portable untuk memenuhi kebutuhan usaha skala rumahan.

Namun jika ada permintaan mesin pengemas vakum untuk usaha skala besar menengah, maka Tristar Machinery siap untuk mendatangkan mesin sejenis yang berkapasitas lebih besar dengan model berdiri (stand model) bukan portable.

Alat canggih tersebut saat ini telah banyak digunakan oleh pengusaha makanan dan usaha lainnya yang membutuhkan mesin vacuum packager. Bahkan, saat ini sudah ribuan mesin pengemas vakum --dengan merek yang beragam-- ini yang sudah dipakai untuk usaha di berbagai kota di Indonesia.

Menurut Enny Susanti, di outlet Tristar Machinary Jl Jemursari 234 Surabaya, menyediakan mesin pengemas vakum model portable merek Aecoe dan mini portable merek Mowerpack. Kedua mesin pengemas vakum tersebut buatan China. Kualitas produk yang diimpor dari negeri Tirai Bambu itu tidak kalah dengan mesin sejenis buatan Amerika Serikat (AS) tetapi harganya sangat terjangkau oleh pelaku usaha skala rumahan.

”Mesin pengemas vakum merek Powerpack model mini portable harganya kami bandrol Rp 1 jutaan, sedangkan mesin pengemas vakum model portable merek Aecoe harganya sekitar Rp 10,5 jutaan per unit. Mesin buatan China ini juga sudah bersertifikat ISO 9001:2000,” terang Enny di kantornya, kemarin.

”Dari pihak toko berani memberikan garansi kepada pembeli selama setahun sejak tanggal pembelian, berupa servis gratis di luar penggantian spare part,” katanya menambahkan.

Fungsi mesin vacuum packager ini untuk mengemas secara vakum, dengan cara menghilangkan udara dalam kemasan plastik. Sehingga produk makanan lebih tahan lama, lebih mudah menyimpannya dan mudah pendistribusiannya.

Contoh bisa Anda lihat di gambar daging dalam kemasan vakum di bawah ini. Daging ini dikemasan dengan mesin vacuum packager.

Cara kerja mesin vacuum packager adalah dengan mengisap udara dalam kemasan plastik, lalu merekatkan ujung kemasan plastik hingga menutup rapat produk. Jadi cara kerja mesin ini adalah menyedot udara dan menutup kemasan dengan cara pemanasan.

Selain mesin kemasan vakum, peralatan kuliner yang banyak dicari pelaku usaha restoran adalah kompor listrik induksi (induction cooker). Kompor induksi menjadi idola baru bagi chef, profesional dan pecinta masak. Sifatnya yang mudah panas dan aman disentuh anak kecil membuatnya tampak begitu mewah. Sayangnya pengunaan kompor induksi belum populer di Indonesia.

Salah satu perbedaan mencolok kompor induksi dengan kompor lain adalah tidak adanya api dalam proses memasak. Hal yang juga menjadi keuntungan ini sempat membuat bingung ibu-ibu yang tertarik mengingat cara kerjanya yang tidak umum.

Secara garis besar kompor induksi adalah kompor yang bekerja akibat efek induksi yang diakibatkan oleh arus listrik yang melewati kumparan yang ada dalam kompor tersebut. Sama seperti kompor listrik biasa, kompor induksi juga menggunakan energi listrik.. Kompor listrik biasa menggunakan filamen untuk menghasilkan panas, sedangkan kompor induksi menggunakan alat masak itu sendiri (panci atau kuali) untuk menghasilkan panas.

Hanya dengan mencolokkan kabel kompor listrik dan atur suhunya mulai 80°C sampai 280°C. Meskipun temperaturnya panas, kompor yang satu ini tidak akan berasa panas jika di pegang pada bagian manapun karena sistemnya yang hanya memanaskan daerah sekitar alas. Rahasianya ada pada panel dari keramik yang hanya berefek panas pada alat masak berdasar logam.

Keistimewaan Kompor Induksi:

Tidak Berbahaya
Kompor induksi tidak mengeluarkan api, akibatnya kecil kemungkinan akan terjadi luka bakar. Selain itu, proses ini juga tidak memanaskan udara di sekitarnya, sehingga orang yang sedang berada di dekat kompor tidak akan merasa kepanasan. Alat masak pun lebih awet karena tidak menghitam akibat api.

Hemat
Penghematan dari energi saja mencapai lebih dari 72 persen daripada kompor lain membuat kompor induksi efisien dan ramah lingkungan. Dengan adanya timer otomatis satu hingga dua jam, energi tidak akan terbuang dengan percuma dan mengurangi kemungkinan gas yang meledak.

Kenapa memilih kompor induksi? 

1. Selama pemakaian, permukaan tidak sepanas kompor biasa, sehingga mengurangi risiko luka bakar tidak sengaja ( tetap disarankan untuk berhati-hati).
2. Permukaan cocok untuk segala alat masak, disarankan teflon dan panci rantang (tidak terlalu tebal, tapi tidak terlalu tipis).
3. Dengan bobot hanya 3 kg, sehingga mudah dipindahkan kemana-mana.
4. Dan, yang terpenting, tidak ada risiko meledak ato kebakaran karena kebocoran gas elpiji, dikarenakan menggunakan sistem induksi untuk menghasilkan panas, sehingga pemakaian kompor induksi jauh lebih aman ketimbang kompor gas.

Kelebihan Kompor Listrik Induksi (Induction Cooker):

- Menggunakan teknologi pemanasan elektromagnetik
- Menggunakan kontrol micro-computer dan multifungsi sehingga sangat mudah digunakan ( Panel Digital) .
- Aman, tidak menggunakan api/ pijar sehingga tidak ada risiko luka bakar.
- Tatakan terbuat dari keramik.
- Hemat biaya.
- Desain tipis, lebih mewah dan elegan
- Mudah dalam perawatan, cukup dilap dengan kain basah.
- Daya listrik dapat diatur sesuai kebutuhan 190W-1800W

- Panel digital bisa untuk mengatur: Daya Listrik, Suhu, Waktu, dan Jenis masakan. Nah tunggu apa lagi, buruan menggunakan kompor induksi yang saat ini mulai diminati masyarakat terutama pelaku usaha kuliner di Surabaya dan sekitarnya. (ahn)

Bisnis Kuliner Menggeliat, Akpar Majapahit Buka Program Baru ’’Advanced Culinary Class’’

Bisnis Kuliner Menggeliat, Akpar Majapahit Buka Program Baru ’’Advanced Culinary Class’’

PRESDIR Majapahit Tourisme Academy (Matoa) Holding Ir Juwono Saroso memprediksi program baru Culinary Advance bakal booming setelah mencermati sekaligus menerjuni trend bisnis kuliner di Tanah Air belakangan ini.

Pembukaan program baru tersebut untuk menyiapkan tenaga-tenaga yang andal di bidang kuliner guna menyikapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Program baru Culinary Advance di Kampus Akpar Majapahit Surabaya ini sekaligus melengkapi program yang telah dibuka sebelumnya yakni  program S1 Culinary Business (Culbiz) tahun akademik (TA) 2014/2015.

Selain itu Tristar Institute BSD Jakarta --salah satu unit usaha dari Matoa Holding-- juga sudah merintis program S1 Food Technology (Food Tech) sejak awal tahun ini dan program ini dikembangkan di Surabaya yang dikemas dalam program Culinary Advance.

Program baru ini mendidik mahasiswa dalam dua disiplin ilmu, yakni ketrampilan di bidang tata boga + patiseri dan ilmu-ilmu mengenai culinology, molecular grastronomy dan food technology.

Mahasiswa yang mengambil program ini ke depannya tidak hanya piawai membuat makanan (sajian) yang menarik, garnis (tampilan) yang bagus, dan rasa yang lezat saja, tetapi mereka juga mempelajari ilmu pangan seperti teknik pengawetan, ilmu nutrisi dan gizi, ilmu mikrobiologi dan keamanan pangan, teknologi industri pangan yang sehat dan aman, ilmu pangan terapan, proses rekayasa pangan dan melaksanakan penelitian (riset) dan publikasi.

Selain itu mahasiswa juga akan dibekali wirausaha di bidang pangan seperti industri frozen food, minuman dalam kemasan, makanan awetan seperti abon, snack, frozen bakery, dan lain-lain.

Mereka juga dikenalkan dan praktik mesin-mesin industry pangan dari industri kecil, menengah hingga industri besar.Untuk itu pihak kampus akan mengajak mahasiswa melakukan studi banding ke luar negeri mengunjungi pabrik (factory visit), riset dan development department.

Masih menurut Juwono Saroso, dalam menyusun materi perkuliahan dan praktik dalam program culinary advance itu merupakan hasil kreasinya sendiri --karena dirinya dengan latar belakang sebagai lulus dari Fakultas Teknik Kimia ITS-- termotivasi mengembangkan dua disiplin ilmu, yakni ketrampilan di bidang tata boga + patiseri dan ilmu-ilmu mengenai culinology, molecular grastronomy dan food technology.

Sesuai dengan RKAP tahun 2015/2016, pihak Matoa Holding sudah menganggarkan belanja modal sebesar Rp 500 jutaan untuk pengadaan peralatan baru guna mendukung operasional laboratorium food technology dan praktik molecular gastronomy bagi mahasiswa.

Nah, keajaiban dalam hidangan (molecular gastronomy) ini nantinya juga dipelajari mahasiswa yang mengambil program Culinary Advance. Molecular gastronomy dalam dunia tata boga ini lebih menekankan pada pendekatan ilmiah yang memadukan antara ilmu kimia dan fisika di dunia kuliner dan pastry.

Maka tidak heran jika ada café & resto bintang lima yang menyajikan apple pie dan rujak dalam bentuk ice cream. Rawon dalam bentuk agar-agar dengan rasa daging dan bumbunya terasa lekat di lidah.

”Tidak hanya itu, ada juga spaghetti yang tampilannya sepertinya tidak berbumbu ternyata memiliki rasa ”meledak” di mulut. Ada juga es krim nitrogen yang sensasi rasanya luar biasa di mulut. Nah dengan memahami molecular gastronomy, saya yakin lulusan program Culinary Advance  bisa diterima pasar kerja,” terang Juwono yang juga owner Matoa Holding.

Program Culinary Advance yang dibuka pihak Kampus Akpar Majapahit ini merupakan jembatan menuju program S1 Food Technology namun menikberatkan pada spesialisasi, demi menjawab kebutuhan mahasiswa yang suka masak (kuliner) tetapi tidak suka mata kuliah dan praktik pastry. Sedangkan program Pastry Advance mengakomodasi mahasiswa yang suka pastry tetapi tidak suka masak.

Terkait dengan hal itu pihaknya pada Senin (11/8/2015) mengundang dosen tamu Chef Didi Han –chef senior asal Indonesia yang telah malang melintang di Eropa (Belanda) dan Amerika (Kanada)—berbagi ilmu tentang food decorator dan food technology dengan juniornya yakni Chef Yuda Agustian, Chef Della sapaan karib Adeline Nadia Daniel bersama 12 mahasiswa D3 jurusan kuliner Akpar Majapahit di laboratorium Food Tech Jl Jemursari 234 Surabaya.

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengenalkan peralatan canggih kepada mahasiswa antara lain Vacuum Packing Machine (VPM), Polyscience Sous Vide Professional Immersion Circulator --produk innovation culinary technology dari AS— dan Induction Cooker (kompor listrik induksi) hemat energi.

VPM ini diaplikasikan untuk mevakumkan makanan, seperti daging dengan membuang kandungan airnya. Sebelum divakum, daging itu dikemas dalam kantong plastik lebih dulu, selanjutnya daging dalam kemasan plastik itu dimasak dalam alat Polyscience Sous Vide Professional Immersion Circulator.

Setelah mendapat perlakuan tersebut, daging yang telah divakum tersebut direbus dalam panci berisi air yang suhu pemanasannya dikontrol langsung oleh alat canggih PolyScience Sous Vide Professional Immersion Circulator untuk melonggarkan ikatan daging dengan kemasannya sehingga daging mudah diambil dari dalam kemasannya.

Selanjutnya daging yang sudah divakum tadi bisa dimasak –dipanaskan (heat) atau digoreng (fry)-- di atas kompor listrik induksi (induction cooker). Dan yang harus diperhatikan adalah wadah untuk memasak daging itu sebaiknya dari bahan stainless steel atau teflon.

Dalam demo memasak daging sapi (tenderloin) di atas kompor induksi, ada dua perlakuan yang dicoba yakni daging dipanaskan pada suhu konstan 80 derajat celcius selama 10-15 menit. Sedangkan pada treatment kedua, daging digoreng pada suhu 200 derajat celcius selama 1-2 menit. Hasilnya, kematangan daging medium, tekstur menjadi empuk, namun pada perlakukan kedua bumbunya lebih meresap ke dalam daripada treatment pertama. (ahn)

Investor Hongkong Tantang TCI Bikin Aneka Manisan Buah untuk Industri

Investor Hongkong Tantang TCI Bikin Aneka Manisan Buah untuk Industri

TRISTAR Culinary Institute (TCI) divisi Food Technology  mendapat tantangan serius dari investor Hongkong untuk membuat aneka manisan buah tropis (tropical fruit)  nan aksotik asli Indonesia khususnya dari Jatim, seperti pepaya, salak, mangga, rambutan, nanas, dan yang lainnya guna memenuhi pasar manisan di Hongkong.

”Tentu saja tantangan dari calon investor Hongkong ini langsung kami respons positif mengingat membuat manisan buah skala industri merupakan peluang emas yang tidak mungkin dilewatkan. Untuk tahap awal kami telah melakukan serangkaian uji coba di laboratorium Food Technology TCI pada pertengahan Mei 2015,” kata Andrean, Direktur Food Tech TCI di kantornya, Jl Jemursari No. 234 Surabaya.

Dalam uji coba tersebut, pihaknya melibatkan dua tim penguji yakni Nursanti dan Ir Indah Fitriana untuk membuat aneka manisan dari buah papaya, salak, mangga, rambutan, nanas  dan buah-buahan tropis lainnya yang punya nilai ekonomi tinggi di pasar Hongkong.

Dalam uji coba membuat manisan dari buah papaya, tim penguji membuat dua pilihan, yakni manisan basah dan kering dengan teksturnya dibuat mirip mangga. Begitu juga manisan buah salak dan mangga juga dibuat dua pilihan, yakni basah dan kering.

Tim penguji di laboratorium Food Tech TCI mengungkapkan, manisan mangga yang di-treatment pakai calkplus (foto kiri), buah tetap agak lentur (lembut) meskipun direndam dalam cairan manisan tanpa pengawet.

”Sementara itu, manisan buah mangga yang di-treatment pakai kapur sirih (foto kanan) tekstur buahnya kaku (keras). Apabila bahan manisan itu dikeringkan bisa tahan sampai enam bulanan,” terang Santi, sapaan Nursanti di dampingi partnernya Ir Indah Fitriana.

Setelah diujicoba di laboratorium Food Tech TCI, pengusaha dari Hongkong  tersebut merasa cocok dengan harapannya dan ia menyatakan berminat untuk mengimpornya dari Indonesia guna memenuhi permintaan pasar manisan buah tropis di Hongkong.

”Kalau rencana ini teralisasi, maka puluhan ton manisan buah tropis dari Jatim siap dikapalkan ke Hongkong. Tentu saja peluang bisnis manisan buah tropis skala industry bakal menggairahkan petani hortikultura di Jatim untuk memproduksi buah-buahan yang berkualitas sekaligus membuka lapangan kerja baru,” tutur Andrian kepada reporter portal online www.matoasbynews.blogspot.com baru-baru ini.

Hasil uji coba di laboratorium tersebut juga dipresentasikan di hadapan Ir Juwono Saroso, Presdir Matoa Holding. Beberapa masukan pun disampaikan kepada tim penguji untuk lebih banyak lagi mencoba beberapa jenis buah tropis yang lain di luar papaya, salak, mangga, tetapi bisa juga dicoba pada buah rambutan, nanas dan buah tropis lainnya yang punya nilai jual tinggi di pasar internasional.

”Pada prinsipnya kami akan terus support tim penguji yang bekerja di laboratorium Food Tech TCI agar terus berkreasi demi mengharumkan TCI sehingga lembaga ini semakin dikenal secara nasional bahkan dunia internasional,” pungkas Pak Yu, sapaan akrab Ir Jowono Saroso, dalam kesempatan terpisah di ruang kerjanya. (ahn)

Jumat, 21 Agustus 2015

Culinary Advanced – Akademi Pariwisata Majapahit Cantik & Mungil Sajian Western Hors D Oeuvre

Culinary Advanced – Akademi Pariwisata Majapahit
Cantik & Mungil Sajian Western Hors D Oeuvre

 ‘Small is beautiful’ mungkin ini kata-kata yang cocok diucapkan saat melihat kreasi mahasiswa Akpar Majapahit kelas Culinary Advanced yang sedang praktik membuat sajian Western Hors D Oeuvre.


Berbicara tentang materi Western Hors D Oeuvre, Chef Budiono selaku dosen kuliner menjelaskan dalam pokok bahasan ini mahasiswa diajarkan membuat hidangan pembuka selera berukuran mungil (small bite). Sajian ini memiliki keindahan tersendiri, rasa yang enak (tastefull), ringan (ligth), menyegarkan, dan disajikan dengan penampilan menarik.

 
 

Dalam praktiknya, mahasiswa Culinary Advanced membuat 8 menu, antara lain King Prawn and Avocado Salad with Gazpacho, Fajitas with Guacamole, Cilantro Roasted Veal Medallions with Portobello Mushroom Tart, Charred Mexican Style Flank Beef Wrapped in Flour Tortila with Picodegallo, Seared Sea Scallop and Romesco Sauce, Oyster Tasting with Three Dips, Spinach Crepes with Lentil Raqout and Tomato Coulis, dan Vegetables and Tofu Cannelloni with Cilantro.


Menurut chef Budiono, sajian Western Hors D Oeuvre diperlukan kejelian dan kreativitas. Hampir semua menu yang dipraktekan menggunakan bahan segar dan bumbu yang khas yaitu bumbu-bumbu yang merangsang selera makan. Sehingga citarasa yang ditampilkan harus unik, lembut, dan tetap menyegarkan.


Ia juga menjelaskan bahwa disetiap minggu diakhir materi perkuliahan, mahasiswa Culinary Advanced dianjurkan untuk membuat Food Creation. Dengan harapan, mahasiswa mampu menciptakan kreasi menu baru yang layak dan bernilai jual.


Dengan poin penilaian yang meliputi rasa, tekstur, penampilan dan kreativitas, beberapa mahasiswa Culinary Advanced seperti Ridho D membuat kreasi menu Salmon Fry with Clam Sauce, dan Titus F. membuat kreasi menu Salmon Blackpepper Sauce. Wah, dalam waktu selama 90 menit, mereka dapat menyajikan sajian berukuran mungil dan cantik, lho !


Pasti keren bukan, tampilan produk Western Hors D Oeuvre yang dibuat oleh mahasiswa Akpar Majapahit kelas Culinary Advanced? Sudah tidak diragukan lagi, kelas Culinary Advanced yang ada di kampus Akademi Pariwisata Majapahit memberikan ruang belajar bagi Anda dalam berkreatifitas di dunia kuliner untuk menjadi chef profesional. *Upi

Kampus Akademi Pariwisata Majapahit
Kampus Mojokerto | Jl. Raya Jabon KM 07, Mojokerto
E-mail : akparmajapahit@gmail.com

Graha Tristar | Jl. Raya Jemursari 234 & 244, Surabaya
Tel. (031) 8480821-22. 8433224-25. 8410109
Hp. 081233752227, 081234506326
Blackberry PIN : 2A1CE131 ; 2B517ECB ; 2B425821 ; 53B4EFD8
Fax. (031) 8432050
www.majapahit.org / www.matoa.info

Pastry Advanced – Akademi Pariwisata Majapahit Belajar Pembuatan Ice Cream Dengan Nitrogen

Pastry Advanced – Akademi Pariwisata Majapahit
Belajar Pembuatan Ice Cream Dengan Nitrogen



Pemandangan menarik dilakukan mahasiswa Akpar Majapahit kelas Pastry Advanced saat praktik pembuatan ‘Yoghurt & Ice Cream’. Dalam materi ini, mahasiswa diajarkan 9 resep dasar, diantaranya Plain Yoghurt, Spoonable Yoghurt, Yoghurt Drink, Ice Cream Yoghurt, Eggless Ice Cream, Mung Bean Ice Cream, Soya Ice Cream, Healty Ice Cream dari bahan sayuran pokcoy dan buah bit.


Seperti diterangkan oleh dosen Anastasia Kristien, pada proses pembuatan es krim, mahasiswa kelas Pastry Advanced diajarkan bagaimana membuat es krim dengan teknik yang terbilang cukup cepat yaitu dengan menggunakan nitrogen. Cara ini untuk menghasilkan es krim bertekstur lebih lembut dan kristal es yang lebih kecil daripada jika dibuat dengan cara biasa. Cepatnya waktu pendinginan membuat es krim yang dihasilkan lebih praktis tanpa memerlukan bahan tambahan seperti, kuning telur, emulsifier, atau bahan penstabil lain.


"Nitrogen cair yang kita gunakan ini berfungsi mendinginkan makanan secara cepat, sebagai aplikasinya kita coba dalam pembuatan es krim. Wujud nitrogen ini berupa cairan bening yang memiliki suhu rendah, yakni suhu -120°C " ujar dosen Anastasia Kristien yang ditemui disela-sela waktu mengajarnya.
 Untuk penggunaannya, dosen Anastasia menerangkan, tinggal tuangkan nitrogen cair ke dalam adonan es krim yang sedang dikocok, es krim akan jadi dalam dua menit tanpa harus dimasukkan ke lemari es. Begitu dituangkan, uap yang dihasilkan menimbulkan kesan menarik seperti asap putih.


Ia melanjutkan meski cara penggunaannya terlihat sederhana, nitrogen cair tak bisa diperlakukan sembarangan, lho. Harus mengenakan sarung tangan dan kacamata khusus sebelum memakai nitrogen cair. Pasalnya, zat kimia ini tidak boleh menyentuh kulit dan harus disimpan di tempat tertutup.
 Tampaknya pemakaian nitrogen cair dalam makanan mulai marak dengan menerapkan teknologi gastronomi molekuler. Lantas apakah nitrogen cair aman dikonsumsi? ‘Penggunaan nitrogen cair dalam makanan aman selama mengikuti peraturan keselamatan’ pungkas dosen Anastasia Kristien.


   Nah, ingin lebih jauh lagi mempelajari dunia pastry? Akademi Pariwisata Majapahit menjadi satu-satunya sekolah di Surabaya yang menawarkan kelas untuk Pastry Advanced. Lembaga pendidikan yang bisa direkomendasi sebagai tempat memperoleh ilmu yang mendalam dan komprehensif mendalami pembuatan dan pengenalan produk pastry. *Upi


Kampus Akademi Pariwisata Majapahit
Kampus Mojokerto | Jl. Raya Jabon KM 07, Mojokerto
E-mail : akparmajapahit@gmail.com

Graha Tristar | Jl. Raya Jemursari 244, Surabaya
Tel. (031) 8480821-22. 8433224-25. 8410109
Hp. 081233752227, 081234506326
Blackberry PIN : 2A1CE131 ; 2B517ECB ; 2B425821 ; 53B4EFD8
Fax. (031) 8432050
www.majapahit.org / www.matoa.info