TCI Sukses Kembangkan Bibit Nata de Coco dari Media Agar-agar
(PDA)
BIBIT nata de coco yang selama ini dibeli
orang untuk usaha skala rumahan dalam bentuk cairan. Untuk pengiriman bibit
nata de coco jarak jauh sangat riskan karena mudah rusak dan bakterinya mati
mengingat bakteri dalam bibit nata de coco, yakni acetobacter xylinum atau
lactobacter yang berbentuk cairan tersebut sangat peka terhadap guncangan.
Untuk
pengirimannya agar aman tentu butuh penanganan khusus. Tujuannya agar bibit
nata de coco cair yang dimasukkan botol itu tidak rusak setelah sampai di
tujuan.
Nah, berangkat
dari kenyataan tersebut maka Tristar Culinary Institute (TCI) –salah satu unit usaha yang berada di bawah
payung Matoa Holding—baru-baru ini mencoba untuk mencari solusi yakni dengan
membuat sendiri bibit nata de coco dari media agar-agar (PDA), yang nantinya
bibit itu tidak berbentuk cairan melainkan bentuknya berupa jelly.
”Terobosan baru
ini ternyata sukses kami kembangkan setelah melalui serangkaian penelitian intensif
di laboratorium TCI,” terang Santi, sapaan karib Nursanti, yang sehari-hari menjadi
instruktur di lembaga pelatihan yang berkantor di Jl Jemursari 234 Surabaya.
Menurut Santi,
bahan yang disiapkan untuk membuat bibit nata de coco dari media agar-agar
(PDA) adalah agar-agar, kentang, dextrose. Proses untuk membuat bibit nata de
coco dari PDA sekitar tiga hari.
Cara pembuatannya gampang dan tidak ribet.
Karena itu simak urut-urutan kerjanya berikut ini:
(1). Persiapan
membuat media agar-agar (PDA),
(2). Kentang
diiris tipis sehingga tampak transparan dan kemudian direbus dengan air satu
liter,
(3). Kentang
dibuang, air rebusan diambil dan ditambahkan air satu liter lagi.
(4). Masukkan
dextrose dan agar-agar (PDA) kemudian dididihkan sampai mendidih.
(5). Masukkan
hasil olahan itu ke dalam tabung-tabung reaksi dengan posisi miring 60 derajat.
(6). Tabung
reaksi yang sudah diisi media agar-agar kemudian ditutup kapas bersih biar
tidak terkontaminasi.
(7). Tabung
reaksi sebanyak 35 tabung (dari bahan sebanyak satu liter) kemudian dikukus
pada suhu 100 derajat C selama 15 menit.
(8). Setelah
pengukusan selesai, kemudian tabung-tabung reaksi itu didinginkan.
(9). Masukkan
bibit nata de coco dalam media PDA di dalam tabung reaksi kemudian sterilisasi dengan
alkohol.
(10). Setelah
disterilisasi tabung-tabung reaksi yang berisi bibit nata de coco yang
dibiakkan dalam media PDA didiamkan selama tiga hari di ruang terbuka (suhu
ruangan). Bibit yang sudah jadi siap dikirim ke pemesan.
Setelah sukses
mengadakan serangkaian uji coba tersebut, pihaknya mendapat pesanan dari
pembeli di Jakarta. Untuk tahap awal, pemesan hanya mengambil dua tabung reaksi
dengan mengganti biaya produksi Rp 400 ribuan. Untuk pengiriman bibit nata de
coco dari media agar-agar (PDA) ke Jakarta ongkos kirimnya ditanggung oleh
pihak pembeli.
Dalam praktiknya,
lanjut Nursanti, bibit nata de coco dari media PDA dalam satu tabung reaksi
bisa dimanfaatkan untuk memproduksi 10 loyang nata de coco. ”Inilah salah satu
terobosan yang kami tawarkan kepada masyarakat yang ingin bikin sendiri nata de
coco dan bisa juga dikembangkan dengan membuka usaha skala rumahan tanpa harus
bingung mencari bibitnya karena kami sekarang sudah punya solusi,” tandasnya.
Anda tertarik
dengan inovasi cerdas ini, silakan merapat saja ke Tristar Culinary Institute
(TCI) Jl Jemursari 234 atau datang Kampus Akpar Majapahit Graha Tristar Jl
Jemursari 244 Surabaya untuk memesan bibit nata de coco dari media PDA. Harga
bibit nata de coco dari media agar-agar (PDA) dibandrol Rp 200 ribuan per
tabung reaksi. (ahn)
Saya mau beli secara online bisa gak ya?
BalasHapus