Kunker Ir Juwono Saroso Bersama Kadin Jatim ke Batam 27-30 Agustus
2014
Jajaki Peluang Bisnis Franchise Pendidikan Kuliner, Industri Pariwisata dan Perhotelan
Presiden Direktur
(Presdir) Majapahit Tourisme Academy (Matoa) Holding Ir Juwono Saroso bersama
29 pengusaha dan pengurus Kadin Jatim melakukan kunjungan kerja (kunker) ke
Batam dan Singapura pada akhir Agustus 2014 selama empat hari. Salah satu
misinya adalah menjajaki berbagai peluang bisnis di kawasan segitiga emas
tersebut terutama bidang pendidikan kuliner, industry pariwisata dan
perhotelan. Oleh-olehnya disajikan dalam tulisan berikut ini.
BERSAMA 29 pengusaha lainnya, Ir Juwono
Saroso yang juga owner Akpar Majapahit Surabaya ini mendapat kesempatan bersama pengurus Kadin
Jatim Diar Kusumaputra mengunjungi Batam dan Singapura pada 27-30 Agustus 2014.
Dipilihnya Batam yang masuk wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu karena
perkembangan ekonominya luar biasa pesat guna mengimbangi Singapura.
Rombongan Kadin
Jatim itu terdiri dari pengusaha yang bergerak di bidang pendidikan kuliner,
pariwisata dan perhotelan (Surabaya), pengusaha batu marmer dan onyx
(Tulungagung), pengusaha kosmetik dan aromaterapi (Surabaya), supplier sayur mayur
dan buah-buahan (Malang), pengusaha bawang merah lokal (Probolinggo).
Tak ketinggalan
pengusaha pembibitan mulai benih kentang, jeruk dan bibit pertanian lainnya
serta pengusaha camilan merk Safrida dan kerupuk buah nangka, apel, salak dan
lainnya (Singosari) juga diajak Kadin
Jatim dalam kunker ke Batam dan Singapura.
Informasinya,
pembangunan infrastruktur dan industry pariwisata di Batam cukup pesat
belakangan ini. Posisi Batam yang strategis dan berdekatan dengan Singapura
memegang peranan penting dalam menyemarakkan geliat ekonomi di kawasan Kepri.
Ada semangat kuat dari pemangku kepentingan di daerah itu untuk mewujudkan apa
yang tidak ada di Singapura, akan direalisasikan di Batam.
Misalnya, rencana
Batam membuka kebun binatang berskala besar tentu akan menyerap ribuan tenaga
kerja trampil, baik usaha inti maupun usaha pendukung yang terkait seperti
hotel, restoran, kafe dan yang lainnya, sehubungan dengan rencana pembukaan kebun binatang tersebut.
Satu lagi
megaproyek baru yang siap direalisasikan di Batam, yakni kawasan Nong Sa Batam
yang akan disulap menjadi kawasan perhotelan dan tempat pariwisata berskala
internasional. Di kawasan pusat bisnis (CBD) baru itu pajak bea masuknya dibuat
lebih murah daripada daerah lain di Indonesia.
Megaproyek yang
disediakan pemerintah setempat ini juga ditawarkan kepada investor asing guna
meningkatkan nilai tambah (added value) terkait kehadiran kawasan pusat bisnis
baru tersebut. ”Nah ini merupakan
kesempatan emas bagi para alumni Akpar Majapahit untuk berkiprah sekaligus mengisi
peluang kerja di sana,” cetus Juwono Saroso di ruang kerjanya, kemarin.
Sejauh ini
sekitar 20-an mahasiswa Akpar Majapahit yang magang kerja di Batam Resort, di
antaranya Kevin yang kini sudah diterima bekerja sebagai chef, setelah magang kerjanya
selesai. Kevin sendiri bersama sejumlah mahasiswa D3 Akpar Majapahit akan
diwisuda di Hotel Shangri-La, November mendatang.
Lulusan Akpar
Majapahit yang magang kerja dan bekerja di Batam bisa terus mengasah ilmunya
dan sharing dengan pekerja setempat di bidang kuliner, perhotelan dan
pariwisata yang sudah berstandar internasional karena Batam saat ini
bermunculan hotel-hotel baru dari
jaringan manajemen hotel internasional yang juga banyak mempekerjakan
ekspatriat asing.
Selama di Batam,
rombongan juga menikmati wisata kuliner karena disuguhi seafood ”gong gong” (sejenis
keong laut). Kalau di Surabaya bentuknya seperti kereco tapi hidupnya di air
asin (laut). Daya tarik Batam yang lain adalah berburu kamera murah karena
harganya terpaut 30 persen daripada harga normal di Surabaya. Begitu juga harga
parfum,kosmetik, permen coklat juga harganya relatif lebih miring.
Ia mencontohkan
coklat dari Batam yang diproduksi oleh industry pengolahan coklat, cukup
terkenal di kalangan pelancong, karena coklat ini selain dijajakan di Batam
untuk oleh-oleh, juga disuplai ke pusat-pusat perbelanjaan di Singapura.
Setelah kunker di
kawasan otoritas Batam, rombongan melanjutkan perjalanan ke Singapura. Banyak
informasi baru dan peluang bisnis yang bisa di-follow up. Pasalnya, selama di
Negeri Singa itu rombongan Kadin Jatim juga dipertemukan dengan orang-orang
Indonesia yang sukses bekerja dan berbisnis di Singapura.
Mereka mengimbau
pengusaha Indonesia yang dibawa Kadin Jatim ini tidak hanya menggarap pasar
domestik, tetapi juga mencoba menjajaki pasar mancanegara terutama Singapura
yang masih terbuka lebar. Untuk pemain
baru, mereka juga siap bantu koleganya dari Indonesia bagaimana memahami lika
liku berbisnis di Singapura.
”Di Singapura,
kami memang tertarik menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan dual degree
(double degree), program short course (training singkat) atau sekadar studi
banding. Rencana ini masih kami matangkan di sini karena perlu persiapan khusus
mewujudkan keinginan tersebut,” terang alumni Fakultas Teknik Kimia ITS ini.
Bagi Akpar
Majapahit, lanjut dia, kerja sama dengan pebisnis Singapura bukan kali ini
saja, karena Akpar Majapahit sebelumnya juga telah menjalin kerja sama dengan
pihak At Sunrise Global Academy Singapore yang dirintis sejak 2009 silam.
Sampai sekarang kerjasama
dengan pihak At Sunrise Global Academy Singapore menjadi program tetap Akpar
Majapahit, untuk membuka wawasan mahasiswa dengan pendidikan sejenis di luar
negeri, terutama Singapura yang terkenal di sektor industry jasa pariwisatanya.
Mahasiswa Akpar Majapahit bisa belajar perkembangan culinary dan patiseri.
Dalam kesempatan
itu, rombongan pengusaha anggota Kadin Jatim juga mengunjungi Golden the Bay Cool Dry
Conservation African Climate, (kawasan reklamasi pantai yang disulap menjadi
kawasan wisata bertaraf internasional). Luas lahannya mencapai puluhan hektare
dibangun kubah dari kaca berukuran raksasa dan di dalamnya dilengkapi AC.
”Koleksi kawasan
konservasi itu meliputi ribuan tanaman hias dari seluruh dunia, seperti kaktus,
krokot, bonsai, anggrek, yang disusun berlapis-lapis dengan aneka warna yang
elok dan membuat betah pengunjungnya berlama-lama di sana,” tuturnya.
Setelah puas di
Golden the Bay, ia dan rombongan Kadin Jatim diajak menghadiri pertunjukkan
laser dan kembang api. Jika awalnya dulu (2009) hanya mengangkat tema Song of
the Sea, sekarang ini temanya diganti Wing of Time, yang fokus menampilkan
perkembangan Singapura dari masa ke masa.
”Selama di
Singapura kami menginap di A Queen Hotel yang lokasi hotelnya dekat dengan
Mustafa Center. Saya cukup jalan lima menit sudah sampai di pertokoan yang buka
24 jam tersebut. Sedangkan di Batam, rombongan Kadin Jatim bermalam di Purnama
Regency,” pungkasnya. (ahn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar