twitter

Sekolah Kuliner dan D3 Perhotelan

Surabaya - Graha Tristar
Jln. Raya Jemursari 244 Surabaya.
D3 Tataboga, Perhotelan & Pariwisata

West Campus - Gedung IEU
Raya Dukuh Kupang 157B
S1 International Culinary Business

Kampus B Tristar -
Jl. Kaliwaron 58-60, Surabaya
D3 Tataboga, Perhotelan & Pariwisata
S1 Culinary Business

Informasi
Telp. +62-31 8433224 & 8433225. HP. 08233752227 - 081234506326.
PIN BB: 2A6A1F4E - 2B425821

Jakarta - Kampus Tristar BSD
S1 Culinary Business
S1 Food Technology
S1 Hotel Management
Telp: 021-5380668.
HP: 081286358533. PIN BB: 2A96E298.
Fax: 021-53155652.
Ruko BSD Sektor 7. Blok RL 31-33.
Serpong - Tangerang

Resep Kreasi Mahasiswa
Akpar Majapahit

Pages

Minggu, 23 Maret 2014

Memanfaatkan Limbah Minyak Jelantah sebagai Bahan Bakar Alternatif *)

Memanfaatkan Limbah Minyak Jelantah  sebagai Bahan Bakar Alternatif *)

KELANGKAAN bahan bakar solar akhir-akhir ini membuat prihatin siapa pun yang sejak awal tidak menghendaki geliat roda usaha sampai harus terhenti. Menyikapi hal tersebut, Akademi Pariwisata (Akpar) Majapahit sebagai lembaga pendidikan tinggi yang sering diminta sebagai konsultan berbagai hotel dan restoran, merasa terpanggil untuk mencarikan solusi bagaimana mengatasi limbah dapur berupa minyak jelantah ini bisa ”disulap” menjadi bahan bakar alternatif.

Berangkat dari pengalaman pribadi, saat tim dari Akpar Majapahit mengawal mahasiswa jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) yang mengadakan tur ke Sarangan dengan bus mini diesel (Isuzu Elf) yang berbahan bakar solar, hendak pulang ke Surabaya, sepanjang jalan dari Sarangan hingga Caruban, semua SPBU kehabisan solar. Kendaraan yang dipakai mahasiswa pulang tur terpaksa berhenti di Caruban karena kehabisan bahan bakar minyak (BBM). Kisah menyesakkan itu terjadi pada 20-21 April 2013 lalu.

Menyikapi hal ini, Akpar Majapahit meneliti pembuatan bahan bakar alternartif dari limbah dapur yang berupa minyak jelantah. Tujuan mulia yang diusung tim peneliti Akpar Majapahit ini semata-mata untuk memberikan alternatif bahan bakar yang mudah dibuat dan murah dari segi pembiayaannya, sehingga dalam melancarkan roda transportasi dan kegiatan industri. Dari aspek kepariwisataan sendiri, dengan tersedianya bahan bakar yang murah dan mudah diperoleh di pasaran, akan dapat meningkatkan industri pariwisata Indonesia.

Kenapa bahan bakunya dari minyakjelantah? Karena, Apkar Majapahit yang bergerak di pendidikan kepariwisataan, perhotelan dan kulineri, tidak lepas dari limbah minyak jelantah. Bahan limbah minyak jelantah ini tersedia melimpah dari hotel-hotel maupun restoran yang tersebar di Surabaya dan sekitarnya. Nah, daripada limbah dapur itu tidak ada yang memanfaatkan, maka limbah dapur ini dimanfaatkan dan diolah lebih lanjut menjadi bahan bakar alternatif yakni biodiesel, yang menggantikan biosolar.

Biodiesel tergolong bahan bakar yang dapat diperbarui, karena dibuat dari hewan dan tumbuhan (hasil pertanian: minyak kelapa, minyak sawit dan minyak tumbuhan yang lainnya). Selain itu, biodiesel juga dapat dibuat dari minyak jelantah (minyak bekas), di mana minyak jelantah merupakan limbah dari industri kuliner dan industri pengolahan makanan.

Minyak jelantah ini sudah tidak bisa dikonsumsi lagi karena lewat jenuh, sehingga sangat membahayakan dari sisi kesehatan terutama ginjal. Selain itu, minyak jelantah harganya relatif murah, sehingga jika minyak jelantah tersebut diolah menjadi biodiesel maka harga biodiesel pun lebih terjangkau masyarakat.

Produksi biodiesel bisa dilakukan secara manual maupun memakai mesin industri. Pemakaian mesin industri ini akan mempermudah proses produksi seperti yang sedang dibuat dan dikembangkan oleh tim peneliti dari Akpar Majapahit saat ini. Proses pembuatan biosolar ini adalah proses kimia yang disebut Transesterifikasi.

Proses transesterifikasi ini menghasilkan dua produk yaitu metil esters/mono-alkyl esters (biodiesel) dan gliserin yang merupakan produk samping. Bahan baku utama untuk pembuatan biodiesel antara lain minyak nabati, lemak hewani, lemak bekas/lemak daur ulang.

Setelah proses transesterifikasi dilalui dan menghasilkan biodiesel, maka dilakukan uji mutu biodiesel. Pertama, analisa secara kimia meliputi kadar air menggunakan sistem Karl Fisher, Free Fatty Acid (FFA) dan kandungan logam menggunakan Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS). Kedua, analisa secara fisika yang meliputi analisa Density (massa jenis), analisa Viscosity (kekentalan) dengan menggunakan Viscometer.

Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses transeterifikasi adalah minyak jelantah sebagai bahan baku ditambah NaOH (Caostic Soda), H2SO4 (Asam Sulfat), H3PO4 (Asam Phosphate), Air dan Methanol. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah bekker glass 1000 ml sebagai mini reaktor untuk proses degumming, esterifikasi dan transesterifikasi; hotplate stirrer sebagai pemanas dan pengaduk; botol kaca sebagai tangki pemisah dan tangki pencucian serta tangki penampungan hasil.

Secara teknis, proses pembuatan biodiesel bisa dilakukan siapa pun senyampang pelaksananya memahami standard operation prosedure (SOP) pembuatan biodiesel dari minyah jelantah. Pertama, ambil 500 ml minyak jelantah dalam becker glass 1000 ml tambahkan asam phosphate (H3PO4) 5 ml aduk selama 30 menit pada temperature 60 derajat C, kemudian diamkan selama 30 menit, saring kotorannya. (ini disebut proses Degumming).

Kedua, Hasil dari proses degumming tambahkan asam sulfat (H2SO4) 5 ml dan Metanol 50 ml pada temperatur 60 derajat C aduk selama 30 menit. Diamkan selama 30 menit sampai terpisah menjadi dua lapisan. Lapisan bawah adalah campuran methanol + air + H2SO4, sedangkan lapisan atas adalah lapisan minyak (ini disebut proses Esterifikasi).

Tahap ketiga, hasil dari proses esterifikasi, lapisan minyak tambahkan metoksi (campuran NaOH/Caostic Soda 5 gram + methanol 50 ml aduk selama 30 menit temperature hingga 60 derajat C (ini adalah proses Transesterifikasi). Selanjutnya diamkan selama 30 menit sampai terpisah antara lapisan yang jernih dan lapisan yanh keruh/endapan (gliserin). Dalam hal ini yang dipakai adalah lapisan yang jernih. 

Keempat, lapisan yang jernih tambahkan 100 ml aquadest, lakukan pengadukan selama 15 menit, menunggu hingga terbentuk dua lapisan yaitu minyak biodiesel lapisan yang atas dan air lapisan yang di bawah dibuang. Ini dilakukan sampai tiga kali. (praktik ini disebut proses Pencucian). Tahap yang terakhir, ambil lapisan yang atas yaitu biodiesel sebagai produk kemudian panaskan sampai temperatur 105 derajat C. (ini disebut proses Pengeringan).

Untuk memproduksi biodiesel sesuai skala usaha, Akpar Majapahit menyediakan miniplant biodiesel berkapasitas produksi 4 liter/batch hingga 60 liter/batch. Juga siap untuk mendesainkan sekaligus menyediakan mobile mini plant biodiesel berkapasitas produksi sampai 250 liter/batch. Semoga bermanfaat.

*) Nama Penulis Artikel:
Ir Juwono Saroso
Dosen Akpar Majapahit Surabaya
Jl Raya Jemursari No. 244 Surabaya, Telp. (031)  8433224-5, 8480821-2
No. Rekening: BCA 6750035050

Untuk Informasi Pendaftaran, Silakan menghubungi:
081233752227, 081357866283, 081336563094, 081234506326.
Atau anda bisa juga add BB PIN:
2A1CE131, 2B517ECB, 2B425821, 2A6A1F4E.

Kunjungi juga web resmi kami di
http://www.majapahit.org ; www.tristarculinaryinstitute.com
Bergabunglah dengan AKADEMI PARIWISATA MAJAPAHIT - For The Best Future.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar